KESEIMBANGAN EKONOMI
KURVA IS – LM
DALAM PERSPEKTIF KONVENSIONAL DAN ISLAM SERTA DAMPAK
KEBIJAKANNYA
ABSTRAK
kurva IS menunjukkan kombinasi dari tingkat bunga dan
tingkat pendapatan yang konsisten dengan keseimbangan dalam pasar untuk barang
dan jasa. Kurva LM menggambarkan hubungan di antara tingkat pendapatan dan
tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat pendapatan semakin tinggi permintaan
terhadap keseimbangan uang riil, dan semakin tinggi tingkat bunga keseimbangan
Pada system ekonomi Islam bunga tidak diberlakukan,
sehingga keseimbangan di pasar barang pada ekonomi Islam ini sangat berbeda
dengan keseimbangan pasar barang pada system ekonomi konvensional.
Spekulasi tidak ada dalam
ekonomi islam, yang ada hanyalah motive transaksi dan berjaga-jaga. sehingga
permintaan uang dalam ekonomi islam berhubungan dengan tingkat pendapatan.
Besarnya persediaan uang tunai akan berhubungan dengan tingkat pendapatan, dan
frekuensi pengeluaran. Kemiringan kurva
IS tergantung dengan tingkat sensifitas investasi terhadap perubahan tingkat
bunga. Kemiringan kurva LM tergantung dengan tingkat sensitifitas permintaan
uang terhadap tingkat bunga
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Krisis
Keuangan Global (The Financial Global Crisis) sepanjang abad 20 ini disebabkan
karena dua faktor yang sangat fundamental (two fundamentally factor) . banyak
para pakar ekonomi berkonklusi bahwa kerapuhan fundamental ekonomi (fundamental
economic fragility) adalah merupakan penyebab utama munculnya krisis ekonomi
(1), sementara para ekonom muslim memberikan derivative statement (Pernyataan
turunan) dari faktor pertama bahwa krisis ini disebabkan oleh adanya
ketimpangan antara sektor moneter (pasar uang-modal : Kurva LM) dengan sektor
riil (pasar komoditi : Kurva IS).
Ketimpangan
antara sector moneter dan sector riil ini disebutkan bahwa perjalanan sector
moneter selama ini jauh meninggalkan perjalanan sector riil, Tercerabutnya
sektor moneter dari sektor riel terlihat dengan nyata dalam bisnis transaksi maya
(virtual transaction) melalui transaksi derivatif yang penuh ribawi. Tegasnya,
Transaksi maya sangat dominan ketimbang transaksi riil. Transaksi maya mencapai
lebih dari 95 persen dari seluruh transaksi dunia. Sementara transaksi di
sektor riel berupa perdagngan barang dan jasa hanya sekitar lima persen saja.
Dalam
menentukan tingkat kegiatan ekonomi suatu Negara (makro), para ekonom
menjadikan keseimbangan ekonomi sebagai sebuah tolak ukur. Yang dimaksud dengan
analisis keseimbangan adalah analisis ekonomi makro tentang terbentuknya
tingkat harga dan jumlah output berdasarkan asumsi bahwa pada setiap pasar
(barang dan jas, tenaga kerja, uang) permintaan telah sama dengan penawaran,
sehingga permintaan agregat sama dengan penawaran agregat.[1]
Selama
ini, terdapat tiga model pendekatan yang digunakan para ekonom dalam mengukur
tingkat keseimbangan tersebut. Pendekatan teori Klasik, Keynesian dan Sintesis
Klasik-Keynesian.[2]
Namun, yang paling banyak digunakan pada beberapa dasawarsa ini adalah
pendekatan terakhir, yakni Sintesis Klasik-Keynesian. Adapun model yang
digunakan adalah analisis IS-LM dengan menjadikan variabel bunga sebagai
indicator utama.
Model
keseimbangan umum ini menjadi tidak aplikatif (relevan) jika dijadikan rujukan
dalam Islam. Alasannya, prinsip hukum (syariah) Islam yang melarang praktek
bunga dalam ekonomi, karena bunga dikategorikan sebagai riba dalam Islam.
Absensi bunga ini tentu membuat salah satu pasar utama dalam perekonomian
konvensional, yaitu pasar moneter menjadi tidak relevan dalam pembahasan
keseimbangan umum ekonomi Islam. Terlebih lagi ada beberapa kelemahan yang
memang melekat dalam penjelasan keseimbangan umum ekonomi konvensional,
terutama kelemahan yang ditunjukkan oleh ketidak-konsistenan definisi dan peran
bunga dalam pasar.[3]
2. Tujuan
Makalah
ini bertujuan untuk :
1.
Untuk mengetahui bagaimana
perspektif konvensional dan islam terhadap keseimbangan kurva IS LM
2.
Mengetahui Dampak kebijakan
keseimbangan kurva IS LM
B.
PEMBAHASAN
1. Pasar Barang Dan Kurva IS
Pasar barang adalah
pasar dimana semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dan dalam
jangka waktu tertentu. Permintaan
dalam pasar barang merupakan agregasi dari semua permintaan akan barang dan
jasa di dalam negeri, sementara yang menjadi penawarannya adalah semua barang
dan jasa yang diproduksi dalam negeri.
Dalam ekonomi
konvensional, kesimbangan umum dapat terjadi apabila pasar barang dan pasar
uang ada di dalam keseimbangan. Dalam keadaan keseimbangan umum ini besarnya
pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) yang terjadi akan mencerminkan
pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) yang seimbang baik di pasar
barang maupun di pasar uang. Namun, dalam ekonomi Islam, system bunga
dihapuskan.
Kurva IS menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan
tingkat pendapatan yang muncul di pasar barang dan jasa. Kurva IS juga
menyatakan “investasi” dan “tabungan”.
Selanjutnya perekonomian
berada dalam keseimbangan (equilibrium) ketika pengeluaran aktual sama dengan
pengeluaran yang direncanakan. Asumsi ini didasarkan pada gagasan bahwa ketika
rencana orang-orang telah direalisasikan, mereka tidak mempunyai alasan untuk
mengubah apa yang mereka lakukan. Mengingat Y
sebagai GDP aktual tidak hanya pendapatan total tetapi juga pengeluaran total
atas barang dan jasa, sehingga dapat ditulis kondisi keseimbangan sebagai :
Pengeluaran
Aktual = Pengeluaran Yang Direncanakan
Y =
E
Dapat disimpulkan,
kurva IS menunjukkan kombinasi dari tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang
konsisten dengan keseimbangan dalam pasar untuk barang dan jasa.
Perubahan-perubahan dalam kebijakan fiskal yang meningkatkan permintaan
terhadap barang dan jasa menggeser kurva IS ke kanan. Perubahan-perubahan dalam
kebijakan fiskal yang mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa menggeser
kurva IS ke kiri.
2. Pasar Uang dan Kurva LM
Alasan utama dalam
memegang uang dalam ekonomi Islam adalah karena motif transaksi dan motif
berjaga-jaga. Spekulasi tidak akan pernah ada. Dengan demikian permintaan uang
untuk tujuan spekulasi (sebagai fungsi tingkat bunga) menjadi nol dalam ekonomi
Islam. Oleh
karena itu, permintaan uang dalam ekonomi islam berhubungan dengan tingkat
pendapatan. Besarnya persediaan uang tunai akan berhubungan dengan pendapatan
dan frekuensi pengeluaran.
Hubungan antara
tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar uang dinyatakan
dengan Kurva LM.Teori preferensi likuiditas menegaskan bahwa tingkat bunga
adalah sebuah determinan dari berapa banyak uang yang ingin dipegang orang.
Alasannya adalah bahwa tingkat bunga adalah biaya peluang (opportunity cost)
dari memegang uang: biaya yang harus ditanggung akrena memegang aset dalam
bentuk uang, yang tidak mendapat bunga
baik dalam bentuk deposito atau obligasi. Ketika tingkat bunga naik, orang-orang
hanya ingin memegang lebih sedikit uang. Jadi rumus permintaan terhadap uang
riil adalah :
(M/P)d = L
(r)
Dimana fungsi L(r)
menunjukkan bahwa jumlah uang yang diminta tergantung pada tingkat bunga. Tingkat bunga adalah biaya
dari memegang uang, sehingga semakin tinggi tingkat bunga semakin rendah jumlah
keseimbangan uang riil yang diminta. Untuk menjelaskan berapa tingkat bunga
yang berlkau dalam perekonomian, maka dikombinasikan penawaran dan permintaan
terhadap uang riil. Menurut teori preferensi likuiditas, tingkat bunga
menyesuaikan untuk menyeimbangkan pasar uang. Pada tingkat bunga keseimbangan,
jumlah uang riil yang diminta sama dengan jumlah penawarannya.
Tingkat pendapatan
mempengaruhi permintaan terhadap uang. Ketika pendapatan tinggi, pengeluaran
juga tinggi, sehingga masyarakat terlibat dalam lebih banyak transaksi yang
mensyaratkan penggunaan uang. Jadi, uang yang lebih banyak menunjukkan
permintaan uang yang lebih besar. Dapat dituliskan dalam fungsi permintaan uang
sebagai berikut :
(M/P)d =
L(r,y)
Kurva LM
menggambarkan hubungan di antara tingkat
pendapatan dan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat pendapatan semakin tinggi
permintaan terhadap keseimbangan uang riil, dan semakin tinggi tingkat bunga
keseimbangan. Karena itu, Penurunan dalam penawaran dari keseimbangan riil
menaikkan tingkat bunga yang menyeimbangkan pasar uang. Maka penurunan dalam
keseimbangan riil menggeser kurva LM ke atas. Jadi kurva LM menunjukkan kombinasi tingkat bunga
dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan keseimbangan dalam pasar untuk
keseimbangan uang riil.
C. ANALISIS
ISLAM
1.
Pasar Barang Dan Kurva IS Dalam Persfektif Islam
Pada system ekonomi Islam bunga tidak diberlakukan,
sehingga keseimbangan di pasar barang pada ekonomi Islam ini sangat berbeda
dengan keseimbangan pasar barang pada system ekonomi konvensional. Hal ini
karena system bunga dihapuskan dan diganti dengan tingkat keuntungan yang
diharapkan (r).
$ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãYtB#uä w (#qè=à2ù's? (##qt/Ìh9$# $Zÿ»yèôÊr& Zpxÿyè»ÒB (
(#qà)¨?$#ur ©!$# öNä3ª=yès9 tbqßsÎ=øÿè? ÇÊÌÉÈ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya
kamu mendapat keberuntungan.” (Ali’Immran : 130).
Dari Jabir
r.a.,ia berkata : “Rasulullah s.a.w. melaknat orang yang memakan (mengambil)
riba, memberikn, menuliskan, dan dua orang yang menyaksikan.” Ia berkata:
“mereka berstatus hukum sama.” (HR. Muslim).
Para Ulama fiqh menyatakan bahwa bunga yang dikenakan dalam
transaksi pinjaman (utang piutang, al-qardh wa al-iqtiradh) telah memenuhi
kriteria riba yang di haramkan Allah SWT., seperti dikemukakan antara lain oleh
: Bunga uang atas pinjaman (Qardh) yang berlaku di atas lebih buruk dari riba
yang di haramkan Allah SWT dalam Al-Quran,karena dalam riba tambahan hanya
dikenakan pada saat jatuh tempo. Sedangkan dalam system bunga tambhan sudah
langsung dikenakan sejak terjadi transaksi.
Secara matematis, hubungan fungsional antara pengeluaran
konsumsi rumah tangga (C) dan pendapatan (Y) dapat dinyatakan sebagai berikut :
C =
f ( Y) dengan C = C1 + C2
C1 = pendapatan muzakki ; C2 =
pendapatan mustahiq
Dalam ekonomi Islam, investasi tergantung dari besarnya
tingkat keuntungan yang diharapkan dan biaya aset yang kurang produktif.
Semakin besar tingkat keuntungan yang diharapkan dan semakin tinggi biaya aset
yang kurang produktif, maka semakin besar pula investasi yang dilakukan,
demikian sebaliknya. Kondisi keseimbangan dalam sektor riil dapat digambarkan
secara grafis ke dalam sebuah kurva yang disebut kurva ISI. Kurva ISI
menggambarkan kedudukan titik-titik yang menunjukkan hubungan antara tingkat
keuntungan yang diharapkan (r) dan pendapatan nasional (Y), dimana pasar barang
berada dalam kondisi keseimbangan.
Dalam analisis
keseimbangan sektot riil, kondisi keseimbangan perekonomian dapat digambarkan
kedalam sebuah kurva yang disebutkan
kurva ISI. Kurva ISI adalah tempat kedudukan titik-titik yang menghubungkan
tingkat keuntungan yang diharapkan ( R) dan pendaptan nasional (Y), yang dimana
pasar barang berada dalam kondisi keseimbangan .
2. Pasar Uang dan Kurva LM
dalam persfektif Islam
Spekulasi tidak ada dalam ekonomi
islam, yang ada hanyalah motive transaksi dan berjaga-jaga. sehingga permintaan
uang dalam ekonomi islam berhubungan dengan tingkat pendapatan. Besarnya
persediaan uang tunai akan berhubungan dengan tingkat pendapatan, dan frekuensi
pengeluaran. Jumlah uang yang diperlukan dalama ekonomi islam hanya memenuhi kedua motiv tersebut.
Pada tingkat tertentu diatas yang telah ditentukan akan
dikenakan zakat atas asset yang kurang
produktif. Sesuatu hal yang penting disini adalah bahwa pemerintah, memelihara
keseimbangan, tidak dengan meningkatkan penawaran uang tetapi justru dengan
menaikan biaya atas uang mengangur. Ini akan menjamin bahwa penawaran uang
tidak akan sampai ke tingkat rawan inflasi, sebagai reaksi atas peningkatan
permintaan uang yang kemungkinan akan terbelanjakan kemudian tanpa mempengaruhi
peningkatan akan barang dan jasa. Juga penting disinggung bahwa yang dimaksud
dengan biaya atas uang menganggur adalah pajak yang dapat dibebankan negara
bila mengalami tingkat inflasi.[4]
Pada
perusahaan, kebutuhan uang tunai akan berubah dalam interval waktu dan tingkat
aktivitas usaha. Pembayaran dari seorang pengusaha kepada pengusaha yang lain
akan berubah menurut tingkatan proses produksi dan tingkatan integrasi dalam
perekonomian dengan anggapan hal-hal lain tetap, meningkatkan integrasi ini,
menurunkan permintaan uang tunai.
3. Keseimbagan IS-LM pada ekonomi Konvensional
Maka
keseluruhan bagian dari model IS-LM dapat disimpulkan sebagai berikut :
Y = C(Y
– T) + I (r) + G , IS
M/P =
L(r,Y) ,
LM
Keseimbangan
perekonomian adalah titik dimana kurva IS dan LM berpotongan. Titik ini
memberikan tingkat bunga r dan tingkat pendapatan Y yang memenuhi kondisi untuk
keseimbangan baik dalam pasar barang maupun pasar uang. Dengan kata lain, pada
perpotongan ini pengeluaran aktual sama dengan pengeluaran yang direncanakan,
dan permintaan terhadap keseimbangan uang riil sama dengan penawarannya.
Tingkat
Bunga,r LM
Tingkat bunga
Keseimbangan
IS
Tingkat Pendapatan Pendapatan, output, Y
Keseimbangan
4. Keseimbangan Kurva IS-LM dalam Mazhab Kaffah
Suatu
pendekatan yang tersedia untuk mempelajari dunia nyata adalah pendekatan
sistem, yaitu studi pengenalan dunia nyata melalui pemilahan dunia nyata tersebut
kepada bagian-bagiannya. Sebagai landasan berpikir, di dalam model terdapat analisis
dari dunia nyata dan sistem. Sistem, komprehensif, dan holistik dalam Islam
dikenal dengan Kâffah, yang dinyatakan dalam al-Quran Surah al-Baqarah [2] ayat
208 yang berbunyi:
$ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=äz÷$# Îû ÉOù=Åb¡9$# Zp©ù!$2 ……
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, masuklah
kalian ke dalam Islam secara Kâffah (keseluruhan)……
Pendekatan Islam Kâffah
Untuk
metode Sinlammim, juga memenuhi syarat sebagai salah satu pembanding dalam
System Dynamics yaitu dengan pola feedbacknya. Elemen pertama adalah Tuhan,
kemudian elemen kedua adalah alam, dan feedbacknya adalah ibadah. Bila System
Dynamics mensyaratkan feedback sebagai bagian dari struktur sistemnya, maka
Sinlammim juga memiliki feedback dalam hubungan di dalam sistem, seperti tersebut
di atas. [5]
·
Selain faktor I (interest), y
(income), ada faktor lain yang harus ditambahkan yaitu R (ibadah).
·
Titik Keseimbangan IS LM tidak
berhenti di titik E saja melainkan harus ada keseimbangan lain yaitu E’.
5. Efektifitas Kebijakan
Moneter
Efektifitas kebijakan moneter tergantung pertama,
dari tingkat kemiringan kurva LM. Bila kurva LM vertical maka semakin besar dampak
dari kebijakan moneter terhadap perubahan income dan sebaliknya bila kurva LM
semakin miring maka semakin kurang efektif kebijakan moneter tersebut karena
sangat kecil dampaknya terhadap penambahan income. Berarti efektifitas
kebijakan moneter akan dipengaruhi oleh factor yang menentukan kemiringan kurva
LM. Kemiringan kurva LM tergantung dengan tingkat sensitifitas permintaan uang
terhadap tingkat bunga. Bila permintaan uang sangat sensitive terhadap
perubahan bunga (b besar) maka kurva LM akan miring. Ini berarti bahwa sedikit
perubahan tingkat bunga mengakibatkan.[6]
Gambar 7.1. Kebijakan Moneter.
Kenaikan supply uang menggeser kurva LM ke kanan. Pasar uang menyesuaikan
dengan cepat sehingga bunga turun ke titik E2. Bunga yang rendah mendorong
investasi naik sehingga pengeluaran dan dan income naik ke Y1. Kenaikan income
menyebabkan bunga naik ke E1.
Perubahan permintaan terhadap
uang relative besar atau penambahan stok uang hanya sedikit menurunkan tingkat
bunga sehingga kelebihan uang akan lebih banyak diserap oleh masyarakat.
Akibatnya pengeluaran investasi tidak banyak meningkat karena penurunan bunga
yang relative rendah. Sebaliknya bila permintaan uang tidak sensitive terhadap
bunga maka penambahan jumlah stok uang hanya sedikit mempengaruhi permintaan
uang dan akan lebih banyak mengakibatkan penurunan tingkat bunga sehingga
pengeluaran investasi akan semakin besar.
Faktor kedua yang
mempengaruhi efektifitas kebijakan moneter adalah kemiringan kurva IS; semakin
tegak kurva IS maka semakin tidak efektif kebijakan moneter, sebaliknya bila
kurva IS semakin datar maka kebijakan moneter akan semakin efektif. Kemiringan
kurva IS tergantung dengan tingkat sensifitas investasi terhadap perubahan
tingkat bunga. Bila pengeluaran investasi sangat sensitif terhadap perubahan
bunga maka sedikit perubahan tingkat bunga akan mengakibatkan perubahan
investasi yang relative lebih besar. Dalam keadaan seperti ini maka bentuk
kurva IS akan semakin mendatar. Pengeluaran investasi yang sensitive terhadap
bunga merupakan indikasi bahwa ekonomi berada dalam keadaan tidak full
employment, artinya masih banyak factor produksi yang belum dipakai penuh.
Bila ekonomi berada dalam keadaan full employment maka pengeluaran
investasi menjadi tidak sensitive terhadap perubahan bunga dan bentuk kurva IS
adalah vertical. Dalam keadaan seperti ini maka bila stok uang ditambah
(kebijakan moneter) maka income tidak akan naik walupun tingkat bunga turun.
Keadaan ini disebabkan karena investasi tidak respon terhadap penurunan bunga.[7]
6. Efektifitas
Kebijakan Fiskal dan Crowding Out
Bila kurva LM
tegak maka kebijakan fiscal menjadi tidak efektif karena hanya akan menyebabkan
naiknya tingkat bunga sementara income tetap. Peristiwa ini disebut dengan crowding
out, seperti yang akan diterangkan pada sub bab 7.2.
Gambar 7.2 Kebijakan
Fiskal. Peningkatan pengeluaran pemerintah ∆G menyebabkan kurva IS bergeser ke
kanan. Pada tingkat bunga yang sama dan melalui proses multiplier income naik
ke Y2 dengan titik keseimbangan pada titik E2. Peningkatan income menyebabkan
keseimbangan pasar uang berobah karena permintaan uang naik sehingga tingkat
bunga naik. Kenaikan bunga menyebabkan investasi menurun sehingga kenaikan
income berkurang menjadi Y1. Pengurangan dampak investasi akibat kenaikan bunga
ini disebut dengan crowding out.
‘Crowding out’ adalah
menurunnya dampak dari pengeluaran autonomous (kebijakan fiskal) karena
mengakibatkan tingkat bunga naik sehingga pengeluaran invesasi swasta menurun.
Perhatikan gambar 7.2, dengan kenaikan pengeluaran pemerintah seharusnya output
naik sebesar αG ∆G sampai mencapai titik E2, tetapi
kenyataan hanya sampai pada titik E1. Hal ini disebabkan karena
kenaikan tingkat bunga telah menyebabkan invesatasi swasta turun sehingga
kenaikan output tidak sebesar yang seharusnya (bila bunga tidak naik). tetapi kenaikan income akan
menaikan permintaan uang; sementara supply uang ketat, yang terjadi adalah
kenaikan tingkat bunga, dan selanjutnya akan menurunkan pengeluaran agregat
sehingga income dan output turun kembali. Ini berarti pengeluaran pemerintah
telah menggantikan pengeluaran investasi (crowding out).[8]
Dalam keadaan ekonomi full
employment, ekspansi fiskal (menaikan pengeluaran pemerintah) tidak
menaikan income tetapi justru mendorong naiknya defisit anggaran pemerintah (budget
deficit) karena pemerintah harus meminjam kepada masyarakat untuk membiayai
deficit tersebut. Karena income tidak naik saving juga tidak naik, akibatnya
dana masyarakat yang tersedia untuk investasi swasta menjadi berkurang sehingga
investasi menurun, artinya terjadi crowding out. Tetapi bila bila
kenaikan pengeluaran pemerintah tersebut mengakibatkan income naik sehingga
saving masyarakat juga naik maka dana yang tersedia untuk investasi swasta
meningkat sehingga crowding out tidak akan terjadi secara penuh.
Ekspansi fiskal dalam keadaan
ekonomi full employment yang mengakibatkan tingkat bunga naik sementara income
dan output tidak naik dapat dicegah bila ekspansi fiskal tersebut diiringi oleh
ekspansi moneter. Kenaikan supply uang akan menurunkan tingkat bunga sehingga crowding
out tidak terjadi. Hasilnya adalah output dan income naik tetapi tingkat bunga
relatif tetap. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan akomodatif (accommodating
policy).
Kesimpulan
Ø kurva IS menunjukkan kombinasi
dari tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan keseimbangan
dalam pasar untuk barang dan jasa.
Ø Kurva LM menggambarkan hubungan di antara tingkat pendapatan dan
tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat pendapatan semakin tinggi permintaan
terhadap keseimbangan uang riil, dan semakin tinggi tingkat bunga keseimbangan
Ø Pada
system ekonomi Islam bunga tidak diberlakukan, sehingga keseimbangan di pasar
barang pada ekonomi Islam ini sangat berbeda dengan keseimbangan pasar barang
pada system ekonomi konvensional.
Ø Spekulasi tidak ada dalam ekonomi
islam, yang ada hanyalah motive transaksi dan berjaga-jaga. sehingga permintaan
uang dalam ekonomi islam berhubungan dengan tingkat pendapatan. Besarnya
persediaan uang tunai akan berhubungan dengan tingkat pendapatan, dan frekuensi
pengeluaran.
Ø Kemiringan
kurva IS tergantung dengan tingkat sensifitas investasi terhadap perubahan
tingkat bunga.
Ø Kemiringan
kurva LM tergantung dengan tingkat sensitifitas permintaan uang terhadap
tingkat bunga
DAFTAR
PUSTAKA
Nurul Huda, BAB VII Keseimbangan IS-LM Dengan
Pendekatan Ekonoomi Islam, 2007
Bahan dan
Makalah-makalah Ekonomi Makro Islam .
Metwally, M.M. Teori
dan Model Ekonomi Islam. Jakarta : PT.Bangkit Daya Insana.
1995
Suprayitno, Eko. Ekonomi
Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional.
Edisi Pertama. Penerbit Graha
Ilmu. Yogyakarta. 2005
[1] (Manurung, 2005)
[2] (Manurung, 2005)
[3] (Sakti, 2007)
[5] 5 Roikhan Mochamad Aziz.
Sinlammim Kode Tuhan. (Jakarta: Esa Alam, 2006), h.142. Proses menciptakan, membangun, dan
mengembangkan yang baik adalah menggunakan metode. Sang Pencipta juga
menggunakan metode dalam proses kehidupan, salah satunya adalah metode
sinlammim. Metode inimerupakan
pendekatan lebih detil, sejalan dengan peradaban komputer, era digital, nano
teknologi, danteknik akar.
Sinlammim merupakan akar dari kata Islam, atau bisa dikatakan sinlammim adalah akar dari semua huruf (hijaiyah root), dan 319 adalah akar dari semua
bilangan (digital root). Semakin banyak pembuktian dari sinlammim, maka semakin
besar kekuatan ekonomikaffah.Http://www.sinlammim.com
kak, minta file yg asli ya. disini gambarnya tidak bisa dibuka. saya sangat butuh kak. trimakasih
BalasHapus